Jumat, 24 November 2017

Maafkan Ummi, nak!

Anak pertama sering diungkapkan sebagai kunci. Teramat sangat besar harapan ayah ibu terhadap "jadi" nya anak pertama. Konon katanya, banyak anak pertama yang akhirnya menjadi "korban" kedua orang tuanya..

Astaghfirullah... Maafkan ummi nak, jika ada kekhilafan dalan membersamaimu selama ini.

Setelah berhari-hari fokus melakukan Komunikasi Produktif dengan anak pertamaku, banyak hal yang kurasakan. Mengharu biru... hiks.. hiks..

Pertama. Terasa, sangat sering kelepasan emosi. Begitu beraaaat memanajemen perasaan.. fiuh.. fiuh.. Ya iyalah, imbalannya syurga. Butuh komitmen tinggi untuk menjadikan pengendalian emosi sebagai akhlaq.

Padahal, kalau mau dipikir pikir, betapa bersyukur mendapatkan amanah anak2 dari Allah. Betul memang jika dianalogikan dengan :
"Andai pak presiden nitip anaknya ke kita, pasti kita akan menjaga dengan hati2, penuh kasih sayang, pokoknya yang baik2 deh yo. Nha, ini Gusti Allah yang menitipkan. Kira-kira bagaimana seharusnya kita memperlakukan titipan Allah ini." 😭😭😭

Berproses. Ya, insyaAllah aku masih akan terus berproses menjadi lebih baik. Belajar meng-akhlaq-i teknik komunikasi produktif.

Next time ditulis khusus nih pelajaran komunikasi produktif dari kelas bunsay 😗😗

Kedua. Mengamati anak sulungku dalam tugas komunikasi produktif, ternyata luaaar biasaaa. Banyak hal baik, damai, yang ditunjukkan oleh sulungku yang berusia 4 tahun itu. Bener-bener deh, tertampar-tampar.. Itu lihat! Lihat!! Perhatikan!! Kalau ummi sedikit saja mau menahan emosi, menambah bumbu sabar, tersenyum manis, hasilnya jauuh lebih dahsyat dari yang terpikirkan.

Begitu mudahnya sulungku luluh dan menerima penjelasanku yang kusampaikan dengan baik. Begitu mudahnya sulungku tiba2 mengucapkan "maaf ummi", "aku sayang ummi". Nyeesss... adem.

Sampai detik ini, aku masih terus belajar melakukan yang terbaik dalam peran istimewaku sebagai ibu dari anak-anakku. Alhamdulillah, bersyukur menjadi bagian dari keluarga besar Institute Ibu Profesional yang dibidani oleh bunda septi wulandari.

Bismillah, berakhir kuliah level 1 "Komunikasi Produktif", siap melanjutkan belajar level2 selanjutnya. Ganbatte!!

#aliranrasa
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip



Senin, 13 November 2017

Komunikasi Produktif "Komitmen"

Komunikasi yang baik antara orangtua dan anak akan membentuk kepribadian anak. Begitulah kiranya, motivasi untuk senantiasa memperbaiki komunikasi dengan anak.

"Anak mungkin saja salah memahami, tapi anak tidak mungkin salah mengkopi"

Bagaimana komunikasi anak kita, bisa jadi begitulah komunikasi kita. Pe eR kita sebagai orang tua, untuk senantiasa menjadi teladan bagi anak-anaknya.

Hari ke sekian, tantangan komunikasi produktif. Hari ini, evaluasi untuk ku, menginstruksi dari jauh sulungku tanpa mendekat dengan suara agak keras karena jarak yang jauh. Huft.. sungguh hari ini sangat melelahkan, dan ternyata lelah, membuat ku kurang konsisten dengan "prinsip-prinsip" berkomunikasi produktif dengan nya.

Yup! Memang sulungku kemudian melakukan instruksiku untuk tidak menekan pipi si adik bayi terlalu keras (gemesnya keterlaluan ni si mas 😅). Tapi oh tapi, sulungku kemudian masuk rumah sembari berkata, "Ummi kok gitu si, marah marah sama aku"

Baru sampai rumah, lelah, lapar... huft... kelepasan deh. Sedih rasanya.. kemudian aku diam, makan siang, ambil air wudhu dan sholat dhuhur. Melepaskan segala perasaan.

Sembari menidurkan adek bayi, sulungku mendekat dan minta ijin untuk lihat you tube.

"Mas Azka boleh lihat you tube, tapi tidak sekarang. Sekarang dikamar dulu nunggu adik bobok. Belajar sabar ya." kataku.

Beberapa menit kemudian meminta ijin lagi.

"Mas Azka boleh lihat you tube, tapi tunggu dulu ya. Belajar sabar."

"Aku tu udah sabar. Maunya sekarang." Katanya dengan intonasi tinggi.

"Itu kok bicaranya keras? Berarti kurang sabar." Kata ku dengan lembut dan tersenyum.

"Iya iya, maaf, aku sabar." Katanya kemudian.

Menunggu sampai adik tertidur. Kemudian kuijinkan ia melihat you tube sebentar. Selesai beberapa seri "diva" sulungku masuk kamar dan tidur siang.

"Ummi, apa yang bisa kubantu?" Katanya malam ini. Ah, bahagia mendengarnya.

Kemudian berlanjut dengan aku meminta maaf padanya tentang hari ini. Dan sebaliknya ia pun meminta maaf tentang hari ini.

Begitulah, apa pun yang kita lakukan, yang kita katakan, sangat boleh jadi di contoh dengan sempurna oleh anak-anak kita.

Evaluasi diri setiap hari. Berkomitmen melakukan yang terbaik setiap saat. Semoga kelak anak-anak kita meneladani apapun yang baik dari kita, orangtuanya.

#hari10
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip








Sabtu, 11 November 2017

Hari Ke 10 Komunikasi Produktif

"Ayo kita bikin susu, sambil nunggu ummi ya, ummi lagi sholat." ajak sulungku ke adik perempuannya.

Aku sedang sholat subuh saat anak2ku sudah terbangun dari tidurnya. Si adek menangis ingin perhatianku dan sulungku dengan tutur kata yang lembut menghiburnya.

Keyakinan bahwa komunikasi sulungku semakin membaik. Walau tentu satu dua kali masih berintonasi meninggi, tetapi hari ini sangat mudah untuk diingatkan.

Tidak bosan untuk memperhatikan pola komunikasi sulungku hari ini. Mendengarkan dengan seksama dan antusias ceritanya. Merespon dengan semangat. Dan memasukkan nilai2 komunikasi produktif untuknya : bicara yang baik, lembut, tidak berteriak dan tersenyum.

Sehari ini, sulungku sangat berkerjasama dengan baik. Teriakan-teriakan saat bicara sesekali masih dilakukan, tetapi beberapa kesempatan sulungku meminta maaf sembari memelukku.

Konsisten. Pola komunikasi produktif harus ditumbuhkan dengan konsisten dan disiplin. Dan inilah yang sedang aku lakukan...

#hari9
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip



Jumat, 10 November 2017

Cerita Sulungku Hari ke 8 dan 9

Fuih... Lolos satu hari tidak bisa posting tantangan bunda sayang level 1, komunikasi produktif.

Dua hari ini sungguh luar biasa. Sulungku sedang ekstra mengajari aku, ibunya, untuk semakin bersabar, untuk berjuang mengendalikan diri dan tetap berbahagia dibalik segala upaya dan jerih payah menghadapinya 😄😄

Jum'at 10 november 2017, sedari bangun pagi, sulungku sudah menampakkan rajukannya. Dia merajuk tidak ingin ke sekolah karena badannya capek. Susu buatan ku sampai 2 x menurutnya tidak pas, ada saja yang tidak sesuai dengan keinginan hatinya.

Inilah moment untuk mempererat ikatan dengan sulungku. Inilah moment untuk belajar selalu menggunakan kepala dingin menghadapi perilaku anak-anak kita. Kuberikan semua perhatian padanya, tanpa gangguan apapun. Sampai ia bisa mengungkapkan perasaannya dan keinginannya.

"Mas Azka, lain kali kalau ingin sesuatu bilang dengan baik ya." kukatakan lembut sembari tersenyum dan memeluknya. Belajar konsisten tentang kaidah berkomunikasi dengan anak.

Satu dua pesan kusampaikan. Sulungku mulai melunak, walau mungkin tidak sepenuhnya memahami maksudku tapi aku yakin ada pelajaran berharga hari ini.

Kurasakan hari ini sungguh menguras kesabaran. Berkali-kali menemui kondisi sulungku dalam keadaan "marah". Pelajaran hari ini tantang "menahan diri" , sungguh luar biasa. Sampai dada rasanya berat dan berkali-kali menarik nafas panjang. Fuuuh.. Dan lega rasanya karena aku berhasil menguasai diri hari ini.

Titik-titik air mata terasa hangat jatuh saat diri ini bersimpuh di hadapan Nya. Merasa tak kuasa tanpa pertolongan Nya dalam mendidik mereka, anak-anak ku... 😢😢

#hari8
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip



Rabu, 08 November 2017

Hari Ke 7 Komunikasi Produktif

Sehari ini, sulungku terlihat tidak dalam kondisi mood yang baik. Hari ini si bapak menemani sulungku ke sekolah, beliau menyampaikan di sekolah mas Azka beberapa kali menangis dan kurang bekerjasama dengan baik.

Pulang sekolah, setelah makan siang main-main sebentar, mas Azka tidur sampai sore. Ibu belum punya kesempatan ber komprod ria dengan nya.

Mandi sore dilanjutkan makan, kemudian mas Azka minta ijin untuk melihat You tube. Hmm, okey ibu ijinkan. Harapannya untuk membooster mood nya.

Malam hari, ibu mulai melakukan pendekatan dan membicarakan tema kondisi mas Azka di sekolah hari ini.

"Iya, tadi aku ga mau berbagi bekalku sama teman-teman. Lalu aku nangis" katanya bercerita.

"Aku ga tau" ungkapnya ketika kutanya kenapa.

Fokus pada solusi, apa yang ibu inginkan. Ini menjadi poin pembicaraan selanjutnya dengan sulungku.

"Iya ummi. Besok aku mau bicara baik-baik, aku ga mau emosi" katanya. Sulungku hari-hari ini mulai mengenal kata mengendalikan diri, menahan amarah atau emosi.

Hari ini, komprod sudah mulai dengan hal-hal yang berbobot. Perlu selalu pemantauan dan evaluasi penerapan konten terhadap sulungku. Bismillah..


#hari7
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Selasa, 07 November 2017

Ilmu Mulur Mungkret, Hari ke 6


Dalam berkomunikasi minimal ada tiga unsur penting yaitu pemberi pesan, pesan yang ingin disampaikan dan penerima pesan. Pesan sebaik apapun bisa menjadi tidak bermakna apabila si penerima pesan tidak memahami maksud pemberi pesan.

Begitu juga yang aku rasakan saat melakukan tantangan komunikasi produktif bersama sulung kerenku mas azka. Sudah enam hari berusaha konsisten untuk senantiasa berkomunikasi produktif dengan mas azka. Dan, hal baik sudah mulai menjadi lebih terbiasa. Ibu sudah merasa lebih mudah mengendalikan diri saat mas azka tidak bertingkah atau berbicara seperti yang ibu harapkan. Dengan terkendalinya emosi, ibu lebih mudah memilah dan memilih apakah dalam suatu kondisi harus diam terlebih dahulu atau seharusnya melakukan pendekatan terhadap partner bicara, dalam hal ini sulungku, Azka.

Hari ini, ibu menemani mas Azka kesekolah. Sampai pada saat kelas akan ditutup, semua teman sekelasnya berdo'a dan duduk dengan tertib. Kecuali Azka. Azka berdiri, asyik menempel-nempel sesuatu ke hidungnya walau sesekali terlihat bibirnya mengikuti doa yang dibaca. Huft! Sabar.. Tantangan...

Melihat situasi tersebut, ibu berpikir bahwa tidak perlu merespon dengan keras. Karena walaupun sulungku terlihat tidak tertib sendiri, tapi semua teman2nya tidak terganggu dengan aksinya tersebut. Selain itu, apabila dilarang dalam kondisi tersebut, bisa jadi malah akan mengganggu kelas. Dan, hal yang terpenting, ibu harus menerima dengan lapang dada inilah tahap belajar mas Azka tentang adab belajar. Akan menjadi PR kami dalam bincang-bincang di hari-hari selanjutnya.

Doa selesai, kelas selesai dan sulungku kembali duduk tertib untuk berpamitan dengan ustadzah dan para fasilitator hari ini. Hmm...

Dalam perjalanan, ibu berharap bisa mendapat satu dua hal pembelajaran dengan berbincang ringan. Namun, sepanjang perjalanan mas Azka terlihat enggan untuk berbincang-bincang. Sabar. Tarik ulur. Mulur mungkret. Begitulah sejatinya dalam misi menyampaikan pesan kebaikan kepada patrner bicara.

#hari6
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip


Senin, 06 November 2017

Hari Kelima dan Pernikahan Simbah Kakung

Hari sibuk, hari pernikahan simbah kakung. Ya, dua tahun tiga bulan setelah meninggalnya ibundaku tercinta, hari ini ayahku, simbah kakung anak-anakku menikah lagi.

Tantangan komunikasi produktif bersama sulungku diantara kesibukan menjamu saudara-saudara yang datang ke rumah. Pagi hari, persiapan ke KUA berjalan dengan lancar. Sampai saat ibu sedang mandi pagi, mas Azka teriak2 memanggil dan kesakitan. Terdengar dari kamar mandi kalau si bapak sudah cekatan mengobati luka mas azka.

Jari sulungku terluka dan berdarah agak banyak. Dikarenakan luka itu, sulungku merajuk ingin selalu dekat dengan ku.

Hari ini, sekali dua kali, sulungku masih berteriak apabila menginginkan sesuatu dan tidak segera terpenuhi. Sepertinya luka jarinya memicu mood sulungku kurang terkondisikan. Alhamdulillah, komitmen nalar menguasai pikiran membuat mood ibu menghadapi teriakan2 nya tetap terjaga dengan baik.

Walaupun dalan kondisi yang kurang kondusif, mas Azka menunjukkan banyak hal positif hari ini. Banyaknya saudara yang datang ke rumah, mengajari mas Azka untuk bermain bersama, dan mau berbagi makanan kesukaannya.

Malam menjelang tidur, ditutup dengan mas Azka yang dengan suka hati menata mainannya dengan rapi saat teman main terakhirnya akan segera pulang.

Dalam berinteraksi dengan anak-anak, tentu ada fase naik turun. Ada fase dimana anak dalam kondisi tidak mood, berkata dengan teriak-teriak, menangis, bahkan sampai memukul-mukul. Dan kesiapan kita untuk ikhlas dengan kondisi perasaan anak seperti apapun, menyiapkan segenap hati agar tidak mudah terprovokasi, menahan diri dari terpancing emosi, membuat keadaan lebih mudah dikuasai dan membaik.

Hari kelima ini, ibu semakin belajar bahwa bukan sekedar respon baik dari anak-anak saja sebagai indikator suksesnya komunikasi produktif. Tapi lebih dari itu, kebahagiaan saat berkomunikasi dengan anak-anak itulah hal yang paling berharga. "Hasil tidak akan mengkhianati proses", bismillah semoga tidak pernah bosan berproses dalam kebaikan khususnya dalam membersamai anak-anak tercinta.

#hari5
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Minggu, 05 November 2017

Hari Ke 4 Yang Padat Merayap

Hari ahad, berharap punya banyak momen berbincang bersama si sulung. Bangun pagi, si adek bayi sudah bersemangat pengen bareng ibu. Okey, bincang2 dengan mas azka tunda dulu.

Tanpa rencana, tiba-tiba simbah kakung mengajak sulungku jalan2 ke rumah saudara. Hmm... belum ada kesempatan lagi berbincang dengan mas azka ni.

Pulang dari bepergian menjelang siang, mas azka tidur siang. Belum sempat berbincang lagi.

Selepas sholat dhuhur ibu berbincang santai dengan pakde budhe tetangga depan rumah. Tiba-tiba teringat kalau siang ini ada undangan menghadiri "walimatul ursy" ibu pengajian rutin jum'at sore. Betul-betul kelupaan.. duuh.. langsung siap-siap berangkat ke undangan. Saat siap-siap itulah, sulungku, patner tugas komunikasi produktif ku bangun. Huft... tantangan!

"Umi mau kemana?" Tanyanya masih terlihat ngantuk.

"Enggak boleh. Umi ga usah pergi!"

Ibu berusaha menjelaskan dengan baik dengan cara yang baik pula. Dan sulungku merajuk tidak mau ikut dan tidak mau ditinggal. Hmm.. kali ini respon sulungku tidak sesuai dengan harapanku. Demi memenuhi kewajiban terhadap saudara, ibu tetap memenuhi undangan dengan ketidak relaan sulungku.

Evaluasi hari ini. Ibu kurang mengkondisikan kesiapan si mas terhadap suatu hal yang akan ibu dilakukan.

Undangan dihadiri dengan efektif dan efisien. Cepat, bersegera pulang dan mengkonfirmasi kondisi sulungku.

Sampai di rumah, mas azka masih menunggu di depan rumah dengan wajah sedih. Segera kudatangi, kuambil tangannya, meminta maaf dan bercanda dengan nya. Sampai merekah senyumnya dan kuulangi betapa pentingnya menghadiri undangan apabila kita diundang.

Sesorean kita tutup dengan memasak bersama, ngaji dan minum susu. Sembari bersemangat menyambut ayah kembali ke rumah.

"Umi, minta tolong kasih pesan ke abi. Abi segera pulang ya. Kaki sapinya yang satu yang depan mau lepas" katanya sambil masih asyik bermain dengan sapi-sapian nya yang rusak satu kaki depannya.

Alhamdulillah.. si bapak segera pulang. Semoga bisa bersama-sama belajar konsisten menerapkan komunikasi produktif.

#hari4
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Sabtu, 04 November 2017

Komunikasi Produktif diantara waktu yang sibuk, hari ketiga

"Mas, mandi sekarang ya. Hari ini ummi ada tugas, jadi ummi akan pergi dari pagi." Pagi hari jam 5 lebih sedikit obrolan ibu dan azka dimulai.

Komitmen untuk menjalankan tantangan komunikasi produktif dengan si sulung. Dan hari ini, ibu penuh dengan jadwal di luar.

Dari malam sebelumnya, ibu sudah mengkondisikan mas sulung tentang tugas ibu esok hari. Dan, alhamdulillah... percakapan pagi hari ini dibalas dengan respon sangat baik oleh mas azka.

Memandikan 3 anak nan kece, memasak dan menyuapi anak2. Selesai. Jam 7 pagi, ibu sudah bersiap untuk keluar rumah dan mempercayakan anak2 kepada embak asisten keluarga bismillah...

Jam 11, datang pesan wa dari embak asisten. Foto trio kece dengan pesan "Ini lo bu, mas azka minta di foto dan di kirim ke ummi". Foto wajah2 ceria penuh pesona, penghibur waktu sibuk ibu.


=====

Sampai hari ketiga tantangan game komunikasi produktif, terasa energi positif sangat kuat. 'Mood' ibu lebih terjaga dan sangat berdampak pada mood anak2, yang ternyata jadi lebih okey.

#hari3
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip



Jumat, 03 November 2017

Tantangan Komunikasi Produktif Hari Kedua (3 November 2017)

Tiga hari ke depan, bapak siaga tidak berada di rumah. Jadilah ibu, sembari menerima tantangan komunikasi produktif kelas bunda sayang, membersamai 3 balita kece nan ceria di rumah. Bismillah...

Masih tantangan Komunikasi Produktif bersama si sulung.

Jumat pagi hari, ibu sudah bersiap mengantar mas azka ke sekolah. Tetiba, mas azka enggan mandi dan minta ijin sekolah. Aha! Saatnya ilmu Komunikasi Produktif di praktekkan. Merasakan saat nalar menguasai pikiran, maka emosi lebih mudah dikendalikan.

"AKU GA MAU MANDI! AKU GA MASUK SEKOLAH !" Teriak mas Azka penuh perasaan.

Ambil nafas, hembuskan pelan, aku mendatangi mas azka, mensejajarkan tubuh dan tersenyum.

"Mas Azka, hari ini kakak2 kelas mau belajar masak lo. Mas Azka ga pengen lihat?" Ibu menggambarkan kegiatan hari ini dengan intonasi lembut.

"Ga mau. Mau ijin"

Hmm... sudah melunak suara sulungku, walau belum berubah keinginannya.

Tik tok tik tok... aku mulai melirik jam. Okey, sudah jam 7 dan belum mau mandi.

"Mas Azka, hari ini ummi sudah berjanji menemani ammah fasilitator di kelas. Jadi ummi harus tetap berangkat." Kuhentikan sejenak, memandangnya dengan tanpa emosi negatif dan dengan senyum manis nis nis ...

"Kalau mas Azka ga masuk sekolah, ummi harus tetap berangkat karena sudah berjanji".

Yah, memang malam sebelumnya ibu sudah berjanji untuk datang membantu salah satu orangtua siswa yang bertugas hari ini. Mencoba memasukkan nilai kebaikan, bahwa janji itu harus ditepati.

Dan, alhamdulillah... Demi tidak mau ditinggal ibu ke sekolah sedangkan mas azka di rumah, dengan masih setengah hati mas Azka memilih untuk segera mandi dan tetap masuk sekolah.

Yey! Alhamdulillah... Berpelukan kami sesaat sebelum berangkat sekolah. Tanpa menguras energi dan perasaan ternyata komunikasi produktif menbuahkan hasil yang indah.

====

Malam menjelang tidur.

"Ummi, maaf ya tadi aku berkata keras keras" sulungku berkata dengan manja sembari memeluk ku...

MasyaAllah.. MasyaAllah.. semoga Allah lembutkan hatimu nak, semoga Allah mudahkan engkau menerima kebaikan. Aamiin...

Terharu.

#hari2
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Kamis, 02 November 2017

Komunikasi Produktif Hari Pertama



Langkah Pertama. Untuk menggapai mimpi yang besar, tinggi dan jauh, diawali dengan langkah pertama. Mimpi menjadi ibu dan istri yang hebat untuk anak-anak dan suami.

Azka, anak sulungku yang sudah menginjak 4 tahun. Anak sulung dengan 2 adik yang masih 2 tahun dan 6 bulan. Sulungku kerap kali menjadi korban kekurang sabaran nya kami, orangtuanya. Tidak jarang sulungku diharuskan mengalah saat membutuhkan ibu atau ayahnya.

Belajar komunikasi produktif, terpilihlah sulungku untuk menemani tantangan 10 hari dalam kuliah bunda sayang. Bismillah..

Kamis pagi, masih goler2 di kasur, dimulailah percakapan hangat antara ibu dan azka, sulungku tersayang. Ibu menceritakan tentang tugas yang membutuhkan mas azka untuk membantu ibu menjadi lebih baik dalam berbicara.

"Tapi ummi nggak marah2 lagi?" Selorohnya polos.. hiks.. hiks.. bismillah nak, ibu belajar untuk marah dengan cara yang baik dan tepat.

Mulai men-setting diri agar ibu senantiasa berkomunikasi dengan produktif. Semangat!!!

#hari1
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Bekal untuk Buddy ku #jurnal 8 kelas ulat ulat

Kelas ulat ulat sudah di penghujung waktu, setelah ini kami akan memasuki kelas kepompong. Di momen terakhir kelas ulat ulat ini, ...